Kabupaten Jember memang layak disebut sebagai daerah merah bencana. Setiap tahun puluhan bencana terjadi di kota ini.
"Di Jember, hampir setiap tahun, ada lebih dari 35 kasus bencana, baik skala kecil dan besar," kata Ketua Palang Merah Indonesia Jember Sandi Suwardi Hasan, Jumat (23/9/2011).
Beberapa jenis bencana yang sering melanda Jember antara lain kebakaran, banjir bandang, dan banjir genangan. Daerah pelanggan banjir bandang adalah Kecamatan Silo dan Panti. Sementara, banjir genangan biasa terjadi di Kecamatan Tempurejo, Jenggawah, dan daerah kota.
Saat ini, di Jember, menurut Sandi, terjadi situasi ekstrim. Hari ini kekeringan terjadi sehingga menyebabkan sulitnya memperoleh air bersih. Di sejumlah titik daerah kota, di mana Perusahaan Daerah Air Minum Jember belum menjangkau, warga kesulitan mencari air.
Satu bulan lagi diperkirakan hujan bakal turun. PMI khawatir giliran banjir bandang yang datang. Sandi berharap, DPRD memberi perhatian kepada upaya penanganan bencana. "Kami mendorong kepada Pemerintah Kabupaten dan DPRD Jember, agar segera membentuk Badan Penanganan Bencana Daerah," katanya.
Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang belum membentuk BPBD. Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, menyampaikan di Jember, pembentukan BPBD di tingkat provinsi sudah kelar seratus persen. Sementara, di tingkat kabupaten/kota, baru 80 persen yang memiliki BPBD.
"Undang-undang sudah jelas, pemerintah pusat membentuk BNPB, pemerintah daerah membentuk BPBD. Jember saja belum punya. Padahal, ini daerah bencana. Saya berharap pemerintah daerah dan DPRD mempelajari kembali undang-undang itu. Kalau tidak mengerti, silakan datang ke Jakarta," kata Syamsul, di sela-sela seminar internasional tentang bencana, di Universitas Jember, tempo hari.
Syamsul berharap, perguruan tinggi seperti Unej dilibatkan dalam pengurangan risiko bencana. "Melalui penelitian, pendidikan, kuliah kerja mahasiswa, sangat Diharapkan menarik masyarakat sekitar untuk mengerti tentang di mana dia tinggal, seberapa besar bencana, atau yang akan jadi bencana, dan juga bisa menolong masyarakat. Univeristas diharapkan bisa mempengaruhi spring back (daya lenting)," katanya.
BNPB sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Unej. Ada empat peluang yang bisa digarap Unej, yakni penelitian, pembukaan program studi, peluang asistensi, dan konsultan untuk risk management.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar